Tulisan ini tidak dimaksudkan untuk menebar kebencian terhadap Saudara-saudara Muslim, apalagi terhadap mereka yang sebangsa dengan kita. Kalaupun tulisan ini dianggap mengandung nuansa fanatisme, bukanlah berarti setiap fanatisme itu salah. Ada fanatisme yang benar, yaitu fanatisme yang dibangun dalam area batiniah manusia. Inilah fanatisme dalam koridor yang benar. Fanatisme yang diperlukan untuk tetap menjaga kehidupan iman Kristen agar tidak mudah digoyangkan oleh apapun juga. Angin-angin pengajaran dan arus duniawi tidak akan mudah menghempas dan menghanyutkan bahtera iman Kristen, apabila bahtera tersebut dijangkarkan pada Batu Karang yang Teguh, yaitu Firman Yesus Kristus.
Mungkin usaha kita untuk berhenti menyebut dan menyanjung nama “Allah” tersebut akan mengalami banyak kesulitan, oleh karena nama tersebut telah mendarah daging dipakai dari generasi ke generasi. Namun, bila kita mau mencobanya, tidak ada yang tidak bisa, semua pasti bisa.
Ingat! Sebelum bahasa Indonesia menggunakan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD), semua orang berpikir, akan sangat sulit mengubah sesuatu yang telah mendarah daging menjadi kebiasaan. Tetapi buktinya, setelah beberapa tahun berlalu, EYD pun dapat dikuasai oleh semua orang Indonesia. Paling-paling yang gagal memakainya hanya segelintir orang-orang dari generasi tua. Bagi generasi muda yang ada saat ini, justru banyak dari mereka yang tidak tahu-menahu kesulitan-kesulitan generasi tua dalam beradaptasi dengan EYD. Mereka hanya diwariskan sesuatu yang telah jadi dan sempurna, tanpa persoalan apapun.
Jika kita mengasihi generasi mendatang, mengapa kita tidak berusaha untuk mewariskan sesuatu yang baik dan benar bagi keturunan kita. Biarlah kita yang bersusah payah saat ini, biarlah kita yang berjerih lelah masa ini, demi kebaikan generasi penerus kita di masa datang. Syukur-syukur apabila dalam generasi kita ini, perubahan yang kita harapkan tersebut dapat berlangsung secara tuntas dan baik.
Jika kita mengasihi generasi mendatang, mengapa kita tidak berusaha untuk mewariskan sesuatu yang baik dan benar bagi keturunan kita. Biarlah kita yang bersusah payah saat ini, biarlah kita yang berjerih lelah masa ini, demi kebaikan generasi penerus kita di masa datang. Syukur-syukur apabila dalam generasi kita ini, perubahan yang kita harapkan tersebut dapat berlangsung secara tuntas dan baik.